Selasa, 04 Agustus 2015

terus berjalan

aku berjalan seperti sebelumnya, menjalani  kehidupan sebagaimana mestinya. namun kali ini ada yang berbeda. tidak lagi berjalan berdampingan dengan tangan yang menggenggamku. kali ini aku berjalan sendirian, menguatkan sekuatnya langkah ini agar tetap bisa berjalan meskipun rasanya timpang. karena hidup harusnya tetaplah berjalan meskipun satu persatu yang terbawa saat perjalanan harus tertinggal ataupun hilang.
tidak mudah bagiku untuk berjalan lagi, setelah begitu keras aku mengupayakan genggaman itu tetap terbawa sampai diakhir tujuan perjalananku nanti. saling menarik, saling mendorong bahkan saling mencakar dengan genggaman itu. sampai pada akhirnya aku harus melepaskan genggaman itu, karena pergulatan dengan genggaman tadi begitu menguras banyak tenaga dan bahkan nyaris menghentikan langkahku untuk berjalan. padahal seperti kataku tadi, aku harus tetap berjalan terus apapun yang terjadi.
kini setelah aku melepaskan genggaman yang dulunya menguatkanku, aku merasa timpang. seperti lebih cepat lelah saat berjalan. tapi aku begitu yakin, dengan melepaskan aku akan lebih lega berjalan. tanpa ada pergulatan yang sebelumnya hampir menghentikan perjalananku.
dengan segala ketimpangan yang kini aku rasakan, aku tetap melangkah. itu prinsip.
kehilangan terbesar dalam hidupku adalah melepas genggaman tadi, namun kekuatan terbesarku kali ini adalah melepaskan dengan ikhlas. karena pencapaian tertinggi dalam perjalananku adalah melepaskan yang telah aku lewati tanpa melihat ke belakang lagi.
akan banyak tangan tangan dari berbagai arah, yang datang tanpa perlu komandoku, secara tiba-tiba bermunculan dan meraih tanganku. menggenggamku memapah ketimpanganku menunjukkan arah jalanku agar tidak lagi salah berjalan. karena kehilangan sepasang tangan yang menggenggammu sangat erat bahkan terkesan mencekik akan digantikan oleh banyak tangan yang akan menggenggammu dengan hangat begitu nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar