aku
berjalan seperti sebelumnya, menjalani kehidupan sebagaimana mestinya.
namun kali ini ada yang berbeda. tidak lagi berjalan berdampingan
dengan tangan yang menggenggamku. kali ini aku berjalan sendirian,
menguatkan sekuatnya langkah ini agar tetap bisa berjalan meskipun
rasanya timpang. karena hidup harusnya tetaplah berjalan meskipun satu
persatu yang terbawa saat perjalanan harus tertinggal ataupun hilang.
tidak
mudah bagiku untuk berjalan lagi, setelah begitu keras aku mengupayakan
genggaman itu tetap terbawa sampai diakhir tujuan perjalananku nanti.
saling menarik, saling mendorong bahkan saling mencakar dengan genggaman
itu. sampai pada akhirnya aku harus melepaskan genggaman itu, karena
pergulatan dengan genggaman tadi begitu menguras banyak tenaga dan
bahkan nyaris menghentikan langkahku untuk berjalan. padahal seperti
kataku tadi, aku harus tetap berjalan terus apapun yang terjadi.
kini
setelah aku melepaskan genggaman yang dulunya menguatkanku, aku merasa
timpang. seperti lebih cepat lelah saat berjalan. tapi aku begitu yakin,
dengan melepaskan aku akan lebih lega berjalan. tanpa ada pergulatan
yang sebelumnya hampir menghentikan perjalananku.
dengan segala ketimpangan yang kini aku rasakan, aku tetap melangkah. itu prinsip.
kehilangan
terbesar dalam hidupku adalah melepas genggaman tadi, namun kekuatan
terbesarku kali ini adalah melepaskan dengan ikhlas. karena pencapaian
tertinggi dalam perjalananku adalah melepaskan yang telah aku lewati
tanpa melihat ke belakang lagi.
akan
banyak tangan tangan dari berbagai arah, yang datang tanpa perlu
komandoku, secara tiba-tiba bermunculan dan meraih tanganku.
menggenggamku memapah ketimpanganku menunjukkan arah jalanku agar tidak
lagi salah berjalan. karena kehilangan sepasang tangan yang
menggenggammu sangat erat bahkan terkesan mencekik akan digantikan oleh
banyak tangan yang akan menggenggammu dengan hangat begitu nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar