bayangkan anda sedang berdiri diantara dua buah meja dengan jarak hanya selebar renggangan kedua kaki anda. pada meja kiri terdapat sebuah kotak besar berisikan benda-benda berat dan pecah belah. meja satunya dikanan anda masih kosong. anda sedang ditugaskan untuk memindahkan kotak berat tersebut dari meja kiri ke meja kanan tanpa memecahkan seinci pun barang didalamnya. kotak besar tersebut begitu berat, melihatnya saja anda sudah seperti tidak sanggup. namun tugas ini, begitu berarti untuk anda. dan pilihan terakhir adalah memindahkannya. saat anda sedang berusaha sekuat tenaga mengangkat kotak tersebut, seekor kecoa terbang tepat di hadapan anda. dan dalam satu hentakan dan teriakan, anda memindahkan kotak tersebut ke meja satunya sebagai reflek dari keterkejutan anda melihat si kecoa. tidak lagi seberapa berat kotak yang menjadi fokus anda, secara otomatis fokus anda berpindah ke seekor kecoa yang tiba-tiba saja mampir. semudah itukah? jawabannya IYA.
filosofi meja, kotak berat dan kecoa yang saya umpamakan disini adalah sebagai bentuk ilustrasi bagaimana saya menghadapi sebuah masalah. disela-sela saya menyelesaikan masalah, ada saja masalah lain yang datang sebelum masalah pertama terselesaikan. yang menjadi acuan saya untuk tetap menjadikan semuanya pembelajaran adalah bagaimana mengakumulasi masalah mana yang lebih tepat untuk diselesaikan terlebih dahulu. terkadang, datangnya masalah disaat sedang menyelesaikan masalah yang lain adalah jalan penyelesaian masalah yang sesungguhnya. seperti cerita kecoa tadi, kecoa diandaikan sebagai ketakutan anda yang tiba-tiba saja muncul disaat anda sedang menyelesaikan misi mengangkat kotak besar yang berat tersebut. tidakkah dirasa bahwa si kecoa secara tidak sengaja mendatangkan sebuah energi baru untuk mengalihkan ketidakmampuan anda mengangkat kotak. energi yang datangnya justru dari sebuah masalah baru, yang membuat anda secara tiba-tiba pula, mampu menyelesaikan kotak berat tersebut tanpa merasakan beban yang terlihat diawal. pengalihan perhatian secara tiba-tiba ini membuktikan pula bahwa sebenarnya manusia begitu besar kemampuannya menyelesaikan banyak masalah dalam satu waktu. terkadang manusia kurang menyadari betapa besar kemampuannya dan berfokus pada beban yang harus ditanggung. kemudian kenapa tidak mengubah fokusnya? mari mengubah fokus bebannya kepada fokus berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk kemampuan yang melebihi beban itu sendiri?
saya sendiri mengatakan energi yang tak bertuan ini adalah hasil dari "the power of kepepet", saya selalu merasa beruntung awalnya karena bisa menyelesaikan sesuatu bahkan disaat terhimpit sekalipun. ternyata ini karena sebuah lonjakan energi yang datang dari himpitan itu sendiri. semakin saya merasa terhimpit, saya semakin mencari celah untuk keluar. bayangkan jika saya tidak sama sekali terhimpit? bagaimana jika saya berada ditempat yang lenggang, untuk apa saya harus mencari celah?
saya semakin optimis setelah banyaknya masalah menghampiri saya bertubi-tubi. ini akan membesarkan kemampuan saya, melatih kemampuan "kepepet" saya, melatih saya untuk lebih mampu menilai prioritas masalah, menentukan fokus masalah, dan bagaimana menghandle beberapa masalah dalam satu waktu.
jadi, sudahkan anda menemukan kecoa-kecoa yang lain untuk menolong anda dari masalah?hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar