Sabtu, 08 Agustus 2015

menikah muda ?siap kah ?

PERNIKAHAN adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. (wikipedia)



pernikahan menurut gue lebih kompleks dari sebuah perayaan sah nya hubungan dua orang yang saling mencintai. lebih dari itu, pernikahan adalah menyatukan dua buah keluarga, dua adat yang berbeda, dan kemudian menjadikannya satu dalam sebuah keluarga dan adat yang baru. menikah itu bukanlah perkara yang mudah. menikah itu bukan persoalan dimana pesta akan diadakan, berapa tamu yang akan hadir, dan mas kawin yang akan diberikan. pernikahan itu justru dimulai setelah malam resepsi itu sendiri. 
banyak kejadian yang memberi gambaran nyata bahwa setelah resepsi lah akan banyak masalah dalam pernikahan timbul satu persatu. menguji pasangan yang baru saja mengikat janji sucinya dihadapan Tuhan dan keluarga mereka.
pernikahan itu juga bukan sebuah tren. yang mengharuskan seseorang menikah diusia sekian atau setidaknya memiliki standar khusus untuk menikah diumur berapa. menikah itu bukan masalah usia.

sampai detik ini, gue sendiri belum ada bayangan sedikitpun tentang "pernikahan" itu sendiri. masih banyak hal yang harus gue lakukan dan yang ingin gue lakukan. misalnya : traveling arround the world hahaha. gue adalah seorang tipe pemimpi yang banyak memiliki mimpi untuk diri gue sendiri.
jadi ketika gue diajukan sebuah pertanyaan "siap menikah muda?" tentu jawaban gue BELUM. karena melihat gue yang masih ingin kebebasan berekspresi, kebebasan bekerja tanpa tanggungan dan masih banyak kebebasan lainnya. lagi pula gue belum memiliki pasangan. itu hal MUTLAK yang menjadi alasan kenapa gue belum ingin menikah muda. 

selain daripada itu, memilih pasangan yang akan diajak menikah itu bukan perkara mudah. menikah itu bersifat selamanya. bukan seperti pacaran yang masih bisa putus kemudian mencari lagi. setelah pernikahan terjadi, dua orang yang terlibat akan disahkan secara hukum dan agama. bayangkan aja elo harus menjalani sebuah hubungan yang terikat hukum dan agama. bagaimana elo akan mempertanggung jawabkan hubungan itu di hadapan hukum dan agama lo. pernikahan itu bukan hal yang mudah. 

keharusan berbagi dengan orang lain dalam satu rumah, beruntung jika elo dan pasangan lo sudah memiliki hunian pribadi. bayangkan lagi jika dalam satu rumah, lo harus berbagi dengan keluarga pasangan lo. apalagi tipikal seperti gue yang terbiasa menjadi ratu dirumah harus merubah kebiasaan itu dirumah mertua. menjadi wanita yang lebih rajin dan taat. gue belum bisa membayangkan apa yang akan mertua gue katakan melihat kebiasaan gue yang jika libur bangunnya jam 10 keatas. membayangkan kehidupan di Pondok Mertua Indah membuat gue bergidik. beruntung jika elo punya mertua tipikal non primitif yang sering tugas diluar rumah. jadi mertua lo tidak akan menghabiskan sepanjang harinya untuk mengomentari hidup lo dan suami lo. 

menikah itu bukan hanya mengesahkan dua cinta yang sebelumnya belum halal. menikah itu adalah hidup bersama dengan seseorang yang elo cintai, dan bertanggung jawab atas hidupnya sampai tua nanti bahkan sampai akhir hayat. betapa sulitnya mencari pasangan yang akan gue ajak hidup selamanya. mendengar kata "selamanya" pun gue sudah ketar-ketir. mungkin untuk seorang single seperti gue, butuh beberapa tahun untuk saling menemukan dengan calon suami gue.

orang tua yang menikahkan anaknya (apalagi perempuan) terlalu cepat, atau terlalu muda menurut gue sangat menyedihkan ya. tapi jika kedua anaknya dan kedua keluarga siap sih beruntung saja. bagaimana jika karena paksaan atau tuntutan kesejahteraan ? menikah itu bukan jalan untuk kesejahteraan hidup, justru menurut gue dengan pernikahan tanggungan hidup akan bertambah. beruntung kalo elo dapet pasangan yang kaya raya, misalnya pengusaha tambang batu bara, jadi menikahkan elo dengan pengusaha tambang batu bara adalah hal yang tepat untuk kesejahteraan. lalu bagaimana jika elo diharuskan menikah hanya untuk status saja ?memikirkannya pun gue seperti keracunan kerang hijau. NO OFFENSE, fokus gue bukan kepada material. tapi hidup mengharuskan elo untuk lebih realistis. bahwa materi juga berperan penting dalam kesejahteraan.

buat gue, pendidikan pasangan sangat gue utamakan. karena semakin tinggi pendidikan pasangan gue, artinya semakin tinggi intelektual keluarganya, dan semakin baik menuntut gue karena akan banyak mengajarkan hidup kepada gue. disamping itu, pasangan yang baik adalah pasangan yang selalu punya usaha untuk mengais rejekinya sendiri. berusaha mencari pegangan hidup sendiri, meskipun dengan sedikit bantuan orang tuanya. tapi lebih dari itu, sangat sulit mencari pasangan yang memiliki integritas bekerja yang baik jaman sekarang. terutama orang dengan tipikal pemalas dan atau tipikal mendompleng kekayaan orang tuanya. 
gue lebih respect dengan orang yang bisa diajak susah senang bersama, punya otak yang cerdas dan bisa diajak berkembang ke arah yang lebih baik. masalah rejeki itu urusan yang diatas, ini lebih ke masalah usaha.
selain itu, masalah lainnya seperti bagaimana pasangan bertanggung jawab terhadap elo, terhadap anak lo. kemudian terhadap banyaknya tagihan rumah tangga. apakah pasangan lo akan siap membantu elo untuk mengetas masalah masalah rumah tangga seperti itu ? ini terutama untuk perempuan. karena banyak sekali pernikahan yang diawali dengan manis namun berakhir sadis. korban dari itu kebanyakan adalah kaum perempuan.
perempuan yang hakikatnya harus mengurus anak, mengurus rumah, mengurus suami. tapi apakah suami lo mampu mengimbangi urusan urusan lo ?belum lagi jika elo punya pekerjaan atau bahkan lo seorang wanita yang mengedepankan karir ?apakah pasangan lo akan siap untuk saling mengisi?
jangan sampai, karir yang lo retas sejak remaja harus lo tinggalkan hanya untuk menuruti kemauan suami yang "maunya diurusin doang". setidaknya pasangan lo harus mengerti bagian dari resiko pekerjaan lo sebelum menikah dan mengikat janji.
kita berada di kawasan east attitude dimana mengharuskan istri menuruti suaminya. tapi menurut gue ini sudah 2015 dan sudah tergoar emansipasi wanita. jadi menurut gue perempuan tidak harus selalu menadah di ketiak suaminya setelah menikah, wanita juga berhak bekerja dan menghasilkan. sehingga menaikkan derajatnya bukan hanya sebagai tukang urus urus rumah tapi sebagai ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan sendiri, setidaknya untuk simpanan tabungan lah. tapi beruntung jika melebihi itu.
karena kadang kala, masalah penghasilan juga akan menjadi masalah dalam rumah tangga yang sering terjadi. 

gue sendiri adalah tipikal perempuan yang sangat senang bergaul, terlebih dengan orang baru. gue suka mencoba hal hal baru, mengambil resiko untuk bersenang-senang, mengenal banyak hal yang asing, belajar terus menerus, meninggikan kualitas diri, dan suka mencari pengalaman dimana-mana.
mungkin nanti jika gue memutuskan untuk menikah muda, gue akan kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan hal hal diatas. bukan berarti pernikahan itu menurunkan kemampuan atau kesempatan berkembang, tapi setelah menikah tentunya gue akan mengurus keluarga kecil gue dulu, memprioritaskan mereka diatas segalanya.
ada sebuah cerita dari teman yang mengatakan bahwa sebelum ia menikah, ia begitu giat bekerja, tampil cantik didepan rekanan, mempesona begitu cerdas. setelah menikah dan memiliki anak, ia hanya mengurus rumahnya, merawat anaknya dan mengurus suami. sampai kadang lupa mengurus diri sendiri. 
memang, gue sendiri belum mengalami dan menjalani pernikahan seperti apa. tapi menimbang dari cerita orang yang sudah berpengalaman disana, melihat ke sekeliling, sepertinya pernikahan adalah hal yang rumit.
ini bukan untuk menakuti atau membeberkan sisi negatif dari pernikahan. ini lebih sebagai bahan pertimbangan gue jika ada pertanyaan pertanyaan seperti yang ngetren sekarang "KAPAN KAWIN?"
dan inilah paparan gue untuk jawaban atas pertanyaan itu.
gue masih 23 tahun, terlalu ngeri untuk membicarakan pernikahan. gue juga belum cukup sampai disini membuat kedua orang tua gue bangga. 
puji Tuhan, kedua orang tua gue adalah tipikal berpendidikan yang selalu menanamkan pendidikan yang tinggi dulu sebelum membuang gue ke keluarga orang lain hahahaha. mereka masih sangat ingin melihat gue berkarir, membuat mereka terkesan dengan segala potensi yang gue miliki. I LOVE MOM AND DAD. till end 

sebelum menikah, rencanakan hidup lo dengan baik. and best regards untuk semua pasangan yang sudah menikah !kalian SUPER !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar