Jumat, 30 Oktober 2015

dont hate what you dont understand

"langit tidak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi"
mungkin quote tadi ngebatin banget untuk pembacanya. jadi lo ga perlu cape-cape ngejelasin ke orang-orang tentang kebaikan yang lo lakukan, tentang kelebihan yang lo miliki. cukup jadi diri lo sendiri, karena baik buruknya lo itu tetap bernilai relatif dimata orang. menurut si c, mungkin saja lo baik. tapi menurut si d, lo terlihat buruk. semua hal yang tidak konstan di muka bumi ini, sangatlah tidak layak untuk lo jadikan sebuah beban pikiran.
seperti yang sedang gue rasakan saat ini. banyaknya bibir bibir yang menebarkan fitnah tentang gue, awalnya membuat gue sangat risih. membuat emosi gue meletup letup bak kentut gue setiap pagi. carut marut mimik mereka yang seringkali gue pergoki tengah memperbincangkan gue, sudah menjadi makanan sehari hari, bahkan cemilan buat gue. gue nyaris kenyang karena suguhan mereka. terlebih kejadian ini terjadi di lingkungan pekerjaan namun dibeda instansi. permasalahannya adalah, topik pembicaraan mereka adalah masalah pribadi gue, jauh diluar pekerjaan. dan masalah pribadi gue yang mereka ketahui dari seseorang yang bahkan tidak tahu betul ceritanya. 
lalu bagaimana gue harus menutup banyaknya mulut mereka untuk stop membicarakan kehidupan pribadi gue yang sangat melenceng dari kenyataannya?
hahahahaha. awalnya gue cukup pressure harus bekerja dengan kondisi gosip bertebaran dimana-mana. gue merasa kurang nyaman dan rasanya selalu meledak-ledak ingin melempari wajah mereka dengan seonggok kotoran sapi kering (keras dan bau, double menyakitkan bukan?) tapi semakin kesini, gue menikmati keadaan ini. hihi
gue memang tidak akan mungkin bisa menutup mulut mereka satu persatu, tapi satu yg gue bisa lakukan adalah, menutup telinga gue sendiri dan SHOW MUST GO ON.
pekerjaan gue sudah cukup complicated jika harus ditambahkan dengan urusan cinta-cintaan yang mengganggu. gue yang sedari dulu sangat menuntut kesempurnaan bekerja, sangat tidak mungkin harus mencampur adukkan urusan bodoh ini ditempat kerja. dan lagipula, cerita yang beredar tidak seperti kenyataannya. jadi untuk apalah gue harus khawatir dengan paradigma mereka? so wasted time.
gue tetap akan bekerja dengan baik, dengan apik, bekerja sebagaimana mestinya. ditambah dukungan teman teman satu instansi yang ga sekampungan mereka, sudah cukup untuk gue tetap struggle didunia pekerjaan gue. toh yang membayar peluh kerjaan gue bukan mereka. kelucuan demi kelucuan yang terjadi ditempat ini begitu membuat gue muak. karena budaya mereka yang agak primitif, menebar kebencian untuk mengajak orang lain ikut membenci gue padahal tidak tahu duduk permasalahnnya. merasa dirinya menjadi korban, seolah gue adalah yang melakukan kesalahan, dan gue adalah tersangkanya. bercerita kesana kemari seperti mencari pembelaan atas hal yang menurut gue "udalaaaah yaaa ga penting banget buat dibahas". hah low attitude. gue hanya bisa tertawa bahagia manakala melihat mereka yang menurut gue GA PENTING dan GA ADA PENTING-PENTINGNYA buat kehidupan gue, sibuk bercerita kesana kemari bak orang yang kurang kerjaan. 
dan gue sangat amat menikmati proses ini, karena mereka sudah menjadikan gue selebritis (becanda deng) maksudnya, menjadikan gue lebih dewasa dalam hal menyikapi orang lain disekitar gue. secara ga langsung sih. makasih loh by the way hihihi.
as long as im doing good, be kind, keep my head low, spread smile, had a good feed, and great attitude to my next, they're just nothing to me. 
bekerja yang baik, berpikir yang baik, baik pada semua orang, menebar kebaikan sebanyaknya, keep humble, menjadi orang yang rendah hati, dan tetap profesional.
gue ga akan berubah menjadi orang yang mereka inginkan untuk mendapatkan simpati mereka lagi, atau agar pencitraan gue baik lagi (memangnya kapan citra gue buruk? mereka yang membuatnya jadi buruk). gue cukup menjadi diri gue sendiri, dan selagi gue sibuk berusaha menjadi orang yang lebih baik, mereka justru sedang sibuk menjadi orang yang semakin jauh dibawah gue. too low to me. memang benar, seberapapun gue, pasti akan ada saja yang suka dan ada saja yang ga suka. its all depends on bagaimana gue menanggapinya. sejauh ini, ada dan ga adanya keberadaan mereka sama sekali ga ada pengaruh apapun buat hidup gue. jadi, lanjutkan saja bergosipnya, tapi ingat, mana tahu hidup lo ga sampe lusa. baik baik nanti menyesal. bwek
selamat menggosip ya! hihihi youve wasted your quality time. xoxo from me!

Senin, 19 Oktober 2015

BALI UNDERWATER MACRO PHOTOGRAPHY

proudly introduce a very talented underwater macro photographer : dr. Nyoman Satria Wijaya (29).
he's not only do dive on depth of sea, but also taking some unseen cute little things arround the bottom of sea.
i realize his effort for thoose hobby, beause he's so totality even with the details of every objects.
he was started his hobby arround 6 months ago, after he decide to be a diver.
now he's live in Karangasem, and work as a doctor (his real job) there. and how lucky him to live near from Tulamben (one of best spot for dive and looking for an object for macro photography).
here some pictures, authenticly captured and edited by dr. Nyoman Satria Wijaya :












you also can scroll down his another creations on his instagram account : instagram.com/satria_rio



Sabtu, 17 Oktober 2015

tenang

masih bertaut dipikiranku, sore itu, aku duduk dikursi kayu, menengadahkan badanku bersandar, kakiku menampak pada rerumputan basah, tidak beralas, secangkir kopi mengepul panas dimeja kayu disebelahku. aroma tanah berembun. aku melihat beberapa tupai berlompatan diantara pepohonan didepanku, atau sesekali burung melewati langit cerah tepat diatas mataku. suasana menenangkan senja itu, tidak ada ke khawatiran sedikitpun. yang ada hanya rasa aman dan nyaman. tidak aku dengar suara gaduh apapun disekitarku, hanya gesekan dedaunan yang diterpa angin berbisik perlahan. atau dari kejauhan terdengar gemericik air dari sepetak kolam ikan diujung lain taman itu. aku memeluk tubuhku sendiri, mengencangkan sweater wol yang merajut tubuhku, dan sesekali telapak tanganku mencari kehangatan dengan menggosok-gosokkan nya secara bersamaan. tidak ada yang ingin aku ungkapkan mengingat suasana ini. hanya saja aku merindukannya, merindukan sebuah ketenangan, tidak ada kecemasan, yang ada hanya aku dan semua yang aku sebutkan diatas. aku ingin kembali ke waktu itu, dimana aku masih bisa duduk tenang menata waktu demi waktuku. sebuah masa dimana tidak ada setitikpun masalah membelengu di alam bawah sadarku.
 
setelah menghabiskan setengah cangkir kopi dan membiarkannya dingin dengan sendirinya, kakiku membawaku kesebuah sudut taman ini. sebuh sudut tepat dibawah pohon besar masih beralaskan rerumputan. ayunan kayu bergelantungan terbawa angin disana. aku mengenyakkan tubuhku, duduk dan kemudian berpegangan pada kedua sisi talinya. tepat didepanku, kebun sayuran membentang luas. menghijau sejauh manapun mataku menelusurinya. aku mengayun ayunkan perlahan badanku. mendorong kedepan dan kebelakang. tak sadar bahwa aku sudah mulai memejamkan mataku, memikirkan semua hal yang aku cintai. kemudian mulai meneteskan air mata. air mata yang sudah sejak lama menggenang dipelupuk mataku, kini menyeruak keluar, mengalir dengan lembut ke wajahku. air mata yang mendambakan ketenangan. air mata yang merindukan kehangatan.

aku menyantap dua potong roti yang baru saja keluar otomatis dari alat pemanggang roti. suara "tring" nya memecah heningnya dapur kecil disudut rumah ini. dapur dengan alas kayu dan tembok kayu, terpoles licin dan kilat. tidak aku rasakan kesendirianku saat itu, yang ada hanya hasrat untuk mengunyah menikmati sepotong demi sepotong roti panggang tanpa rasa ini. aku mulai merindukan, kehangatan seperti roti panggang ini. aromanya membawaku kepada saat dimana hati ini begitu damai.
 
kegelisahan demi kegelisahan aku rasakan kian hari. kemudian aku mulai menundukkan kepala. bahwa semua suasana yang aku ceritakan dibuat oleh Tuhan. bahwa sebenarnya aku mencari sebuah kedamaian kepada Tuhan. bahwa aku sedang sibuk menemukan ketenangan pada ciptaanNya. lalu mengapa aku tidak kerumahNya saja? aku yakin disana, tanpa semua hal yang aku cintai, aku akan sangat merasa dicintai dan lebih dari itu aku akan tenang.
 
aku kemudian membasuh wajah, kaki dan tanganku, dan menyalakan dua batang dupa. bersimpuh dengan sederhana, mengucapkan kalimat kalimat sederhana. memohon untuk penghentian pencarianku akan kedamaian dan ketenangan di dunia. karena sebenarnya, disinilah seharusnya aku mencari itu semua.

Kamis, 15 Oktober 2015

Now writing..

Saya sudah lupa apakah saya pernah mengulas ini dipostingan sebelumnya. Saya sudah menulis disini sejak tahun 2008. Waktu itu saya masih duduk dibangku SMA. Dan sebuah tugas sekolah membuat saya mengenal apa dan bagaimana blog itu.
Kegemaran saya menulis sudah saya lakukan sejak masih duduk dibangku SD. Saya sering mengarang beberapa cerita fiktif, kemudian berlanjut saat saya duduk dibangku SMP, saya mulai berani menulis kisah cinta remaja dan polemiknya yang ringan. Modal saya menulis waktu itu adalah sebuah buku tulis super biasa dan sebuah pulpen yang tidak kalah biasanya. Saya menulis disetiap waktu luang saya. Bahkan saat saya sedang mengikuti praktikum laboratorium fisika. Beberapa kali guru-guru saya di SD, SMP dan SMA memilih saya untuk perlombaan menulis artikel bebas ataupun essay ringan. Kerap kali piagam menulis saya dapatkan.
Entahlah, menulis itu memang suatu hal yang terdengar mudah. Namun melihat perkembangan zaman, orang-orang semakin jauh dari budaya membaca. Ketertarikan visual yang praktis disajikan di internet, sehingga kebanyakan orang lebih senang melihat gambar daripada membaca. Hal inilah yang kemudian akan mempersulit semua orang yang sangat suka menulis apa saja seperti saya. Menulis itu adalah hal yang complicated. Saya harus bisa mengkondisikan sebuah kalimat terhadap kejadian, dimana pembacanya nanti harus benar membayangkan bahkan merasakan apa yang saya tulis. Itu untuk cerita. Bagaimana dengan artikel? Saya harus bisa menulis seapik mungkin untuk dapat menonjolkan maksud dan makna dari penulisan artikel tersebut. Tidak banyak orang bisa salah kaprah karena tidak tercapainya maksud si penulis kepada si pembaca. Nah jika seperti ini, menurut saya penulis tidak akan ambil andil, ini saya kategorikan dalam persepsi.
Menulis itu, tidak banyak butuh energi. Hanya memerlukan sebuah patikan imajinasi dan kreatif yang menyala sekelebat saja untuk memunculkan alur untuk membuat sebuah rangkaian kata demi kata menjadi kalimat, kalimat demi kalimat menjadi paragraf dan mengumpulkan beberapa paragraf untuk sebuah tulisan yang seutuhnya.
Kembali ke Blog saya ini yang sudah ada sejak tujuh tahun silam. Yang pasang surut saya banjiri dengan tulisan, atau pernah beberapa kali terbengkalai karena kesibukan pekerjaan. Saya menulis apapun, perasaan, cerita cinta, keluhan, petualangan, pengalaman dan semua hal yang saya rasakan di blog ini. Saya tidak mempedulikan apakah pembaca akan menikmatinya atau tidak. Yang paling penting dari menulis blog adalah saya menikmati proses menulis dan rewardnya, tulisan saya disukai beberapa orang. Sebegitu sederhananya menulis. Kepuasan saya dapatkan terlebih saat saya bisa menulis berbagai informasi menarik di blog saya. melihat ke beberapa postingan saya sebelumnya, bahkan dari awal postingan saya buat diblog ini, saya merasakan perbedaan yang luar biasa dari gaya menulis saya. yang dulunya saya lebih sering mencurahkan isi hati bahkan ke hal terkecil sekalipun, berangsur-angsur berubah haluan menjadi tulisan tulisan yang menghibur dengan lelucon didalamnya. Dan semakin kesini, isi blog saya semakin matang. Karena saya lebih senang membagi informasi, tentang banyak hal. Apapun itu. Sengaja saya tidak rapikan isi blog saya sebagai wujud pencitraan. Saya membiarkan postingan saya dari awal hingga detik ini tetap authentic dengan wujud aslinya, sehingga menjadi barometer saya terhadap kemampuan menulis saya sendiri. Menulis itu adalah hal yang membahagiakan. Dan mempunyai blog sebagai wadah untuk menampung hal yang membahagiakan akan semakin membuat saya bahagia. Saya tidak muluk-muluk dalam menulis blog, tidak mengharapkan followers atau viewers yang banyak. Saya hanya tetap konsisten menulis di blog ini, seperti gaya saya menulis yang sudah-sudah. Tidak banyak yang saya bisa janjikan dari blog ini, saya lebih menjanjikan sebuah kedamaian hati saya disini, karena setelah saya menulis diblog ini, perasaan saya begitu bahagia.
Terimakasih blog, saya menemukan bagian dari jati diri saya disini. Menulis menulis dan menulis dengan konsisten tanpa tuntutan ataupun kriteria wajib. Tetap menulis dan membudayakan membaca sudah begitu membuat saya bahagia. SELAMAT MENULIS & MEMBACA !

Senin, 12 Oktober 2015

OPEN WATER DIVE PADI TULAMBEN

apa yang ada di dalam laut?
bagaimana aku bisa bernafas didalam air laut?
lalu bagaimana dengan gelombangnya?
apakah laut berbahaya?
bagaimana jika aku bertemu ikan hiu?
semua ketakutan ketakutan itu bermunculan begitu detailnya dibenakku. melihat hobby menyelam (diving) seseorang sebut saja rio. ia bahkan sudah menjamah dunia photography bawah laut, dan semua hasil gambarnya membuatku berdecak kagum (www.instagram.com/satria_rio ) bagaimana bisa seni photography bisa dilakukan dibawah laut? untuk bernafas saja rasanya pasti sulit. kegemaran rio dengan aktivitas menyelam membuatku begitu penasaran. hampir disetiap pertemuan kami, rio menjelaskan tentang bagaimana teknik dasar diving.
entah apa yang membuat rio pada akhirnya begitu berani mengambil keputusan yang beresiko, rio mendaftarkan namaku untuk kelas Open Water Diver alias kelas untuk mendapatkan License resmi sebagai seorang penyelam tingkat pertama. kelas ini akan diadakan di Tulamben, Karangasem. dan lemme introduce my instructor : Bapak Made Suwena, asli Tabanan. seorang Dive Master yang akan mengajarkan teori dan praktek mengenai teknik dasar dalam menyelam.
jadi hari sabtu, 10 Oktober 2015 dihari pertama saya tiba di Tulamben, saya bertemu dengan Pak Made Suwena di restaurant Hotel Paradise, saya berkenalan kemudian duduk bersama teman seangkatan saya dalam Open Water Class ini, kak setyo (malang) dan kak arimbi (jakarta). hari pertama saya mendapatkan teori dasar mengenai diving, aturan mainnya, detail equipmentnya, kondisi dan situasi nanti dibawah air, dan banyak lagi. Pak Made sendiri mengajarkan teori tentang diving dengan santai sembari sarapan di sea view restaurant Hotel Paradise.

 
 (hotel Paradise, Tulamben tempat Open Water Dive Class)

jadi tidak ada ketegangan sama sekali dalam kelas teori ini. semua materi masuk dengan sangat amat mudahnya karena cara Pak Made mengajar yang apik. setelah beberapa jam perkenalan teori, kelas dilanjutkan dengan Pool Class yaitu praktikal based theory yang sudah disampaikan tadi di dalam kolam.
awalnya banyak ketakutan yang saya rasakan, apalagi saya tidak terlalu expert berenang, belum lagi kulit saya yang over sensitive. tapi semua ketakutan itu terjawab, karena saya diberikan teknik teknik penanganan kegawat daruratan dalam air. saya semakin penasaran dan tidak sabar untuk langsung menyelam. Pool Class berlangsung cukup lama, teknik demi teknik dilanjutkan dengan ujian dilakukan satu demi satu. hebatnya, Pak Made benar-benar sabar membimbing saya dan kedua teman saya. kelas hari pertama berakhir dengan baik. saya, kak setyo, kak ari dan Pak Made mengakhirinya dengan makan bersama sembari melanjutkan teori dan beberapa test yang harus dikerjakan.




(equipment yang harus di fitting sebelum Pool Class dimulai, terdiri dari Wet Suit, Booties, BCD, regulator dan cylinder, fins, mask dan snorkle)




 
(kegiatan saya dan yang lain selama Pool Class)



(foto bersama kiri: saya, Kak Setyo, Pak Made Suwena dan Kak Ari setelah Pool Class di hari pertama)
malam dihari pertama, saya menginap di Sea Hua Ha Ha Resort (sekitar 100meter dari Paradise Hotel). fasilitas yang disediakan oleh Sea Hua Ha Ha lumayan lengkap dengan ukuran kamar yang besar.


(ini adalah penampakan kamar tempat saya menginap)
Kelas berlanjut dihari kedua, 11 Oktober 2015. dimana hari ini adalah hari pertama saya Menyelam yang sesungguhnya ke dasar laut. saya merasakan adrenalin saya meningkat, rasa takut pun tak kalah mengambil alih pikiran saya, mual, sakit kepala dan sakit perut tidak dapat saya hindari. dan tebak siapa yang mengantar saya sampai ke tempat memulai penyelaman? He's coming for a great companion. menyarankan saya untuk tenang, melakukan pemanasan, bernafas secara teratur dan perlahan.



and guess what his real act for calm me down : he hold my hand and said that everything gonna be okay. So i did it correctly.
dari Hotel Paradise saya berjalan ke arah Drop Off Tulamben, yaitu tempat menyelam pertama saya dan teman-teman sudah lengkap dengan Wet Suit dan booties terpakai di tubuh. Untuk BCD dan cylinder yang sangat berat, kami memperbantukan beberapa orang membawa peralatan kami ke tempat penyelaman awal. tidak seperti ekspektasi saya yang sering saya lihat di acara televisi bahwa untuk diving kita akan menggunakan boat ke arah laut terlebih dahulu. kenyataannya, saya harus berenang dari pantai ke arah titik kami akan mulai menyelam. bayangkan bagaimana cylinder dan BCD yang terpasang dipunggung begitu beratnya kita papah ke dalam air dengan gelombang cukup keras, bagaimana sulitnua mengatur keseimbangan di saat terombang ambing ombak sedang sambil memasang fins di kedua kaki. panas matahari sudah tidak lagi saya hiraukan karena saya begitu berfokus pada ujian yang akan saya ikuti nanti di tengah laut, dikedalaman 5-6meter. Tuhan akan benar-benar memberkati saya. (Amin)



(kiri: saya, bli Nyoman Suastika, Pak Made Suwena, Kak Setyo dan Kak Ari sebelum masuk ke kedalaman laut untuk ujian)


(Dive Comp & Compass : yang harus digunakan oleh penyelam untuk menentukan hidup matinya di kedalaman hahaha)


(saya dan kak ari, sedang menerima pengarahan dari Pak Made Suwena mengenai cara menggunakan kompas)

DIVE HARI PERTAMA selesai dalam dua kali dive dengan ujian yang lumayan lancar saya ikuti. hanya saja saya masih belum cukup mahir mengatur bouyancy (daya apung dan keseimbangan untuk naik turunnya badan didalam air). saya masih harus banyak belajar.











(beberapa foto saya di dive pertama saya saat saya mengikuti ujian)



(foto sesaat setelah dive pertama, bersama dive buddy)

setelah ujian di dive pertama dan dive kedua, saya dan kedua teman saya melanjutkan kegiatan dengan mengikuti last exam (test tulis) yang berisikan soal-soal berkaitan dengan teori-teori yang telah diberikan.


(hasil Last Exam saya, a great Result isnt? saya sangat bersemangat! tidak pantang menyerah untuk belajar, dan yang paling penting tidak ingin membuat dia kecewa jika sampai hasil ujian saya buruk).

aniway, rio meninggalkan saya di ujian dive pertama dan kedua saya untuk dive sembari hunting macro photos bersama teman-temannya di spot lain.
Malam Harinya saya bertemu dengan Pak Made, kak setyo, kak ari, rio dan beberapa temannya di Restaurant Wayan, untuk makan malam bersama.


(suasana makan malam di restaurant Wayan)

perbincangan kami seputar diving, dan pengalaman pengalaman para master yang dibagikan secara live dan gratis. makan malam pun usai tepat di pukul 21.00 dan kami kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat. karena besok pagi, kami akan benar-benar menjadi seorang penyelam! im so excited!
The day ive been waiting for, Senin 12 Oktober 2015. saya sepagi mungkin (6.00am) bersama rio berkumpul di Hotel Paradise, bertemu dengan Pak Made, Bli Nyoman, Kak Ari dan Kak Setyo untuk dive ketiga dan keempat kami. Saya benar-benar bertambah senang karena rio akan menemani saya di dua ujian terakhir saya. di akan ikut dive bersama kami. Spot yang akan menjadi tempat penyelaman kami hari ini adalah Uss Liberty Wreck, Tulamben. sebuah kapal liberty karam bertahun-tahun silam yang sudah menjadi tempat berkembangnya biota lautan.

so this is the story. meskipun saya sudah melewati ujian tulis terakhir dan dua ujian praktek, saya tetap harus mengikuti ujian hari ini. bonusnya adalah saya bisa menyelam ke spot yang merupakan best place to diving paling terkenal di Tulamben. penyelaman dimulai sama seperti sebelumnya, berangkat dari pantai berenang ke tengah kemudian masuk perlahan. dikedalaman 5-6 meter saya melakukan ujian lagi, setelah melewati beberapa sesi ujian, barulah kami berangkat ke Liberty Wreck.













(foto-foto kami selama dive di Liberty Wreck)


 


(foto setelah kami dive di Liberty Wreck)

Benar-benar tidak terasa, saya mengakhiri serangkaian kegiatan Open Water Dive. kegiatan terakhir adalah mengisi Diver's Log Book dan makan siang bersama dengan menu spesial ala karangasem : Sate Gurita.



(sate gurita as our closing menu)

Acara makan siang juga diisi dengan evaluasi dari Pak Made Suwena kepada saya, Kak setyo dan Kak ari, da begitu pula sebaliknya. kami satu persatu diminta kritik dan saran serta pesan dan kesan kami selama mengikuti Open Water Dive ini. we had so much Fun underwater isnt?



(foto kiri: kak ari, Pak Made Suwena, Saya dan Kak Setyo yang telah resmi mendapat License dari PADI sebagai Open Water Diver untuk 18metres/60ft. max depth)
berakhirnya sesi foto dengan memamerkan license kami, saya dan yang lain berpamitan karena kak ari dan kak setyo akan kembali ke denpasar. aaa gonna miss you my first dive buddy, seeyou di kedalaman-kedalaman selanjutnya.




special thank to : RIO. yang akan menjadi dive buddy kesayangan ❤️ terima kasih sudah memperkenalkan Dive Activities Kepada saya. terima kasih sudah selalu menenangkan saya disaat kepanikan muncul. terima kasih untuk semua yang sudah dipersiapkan untuk kelas Diving sehingga saya merasakan nyaman selama proses pembelajaran. terima kasih sudah dengan amat sabar membimbing, mengajarkan, menenangkan, dan membina saya sebagai diver pemula dengan baik. terima kasih untuk waktu berharganya yang telah diluangkan untuk saya. You're a truly man, my only one lovely man.

informasi untuk Open Water Dive :
Bapak Made Suwena 0812 3772080
atau bisa email di scubamaniabali@gmail.com
atau klik di www.scuba-mania.com

Selasa, 06 Oktober 2015

TOUCH DOWN SINGARAJA, BALI

MORNING GOOD VIBES, SUNDAY 4 OCT 2015
skip some activities from monday till saturday, and unfortunatelly had a right time for spending sunday as our weekend together. we're goin to SINGARAJA. which is the capital city of BULELENG, BALI. a great trip we've started at 10am, driving from AMLAPURA by car. through the north coast (someone told me), round Abang-Culik-Kubu-Tianyar-Tembok-Tejakula-Bon Dalem-Yeh Sanih-Kubu Tambahan and finally arrived in SINGARAJA for 2 hours. aniway this is my first time here, ive been 22 years living in Bali and its too late to #EnjoySingaraja.
we're going to Aling-Aling Waterfall, but before attending there, i have to know hows singaraja city by surrounding every corner there. i saw some mix-culture here. this city seems like Surabaya, the mosphere, thoose people, population, building structure, so similiar with Surabaya (Pasar Turi Street). 



a city view.


i have no idea where's this pict located.





and this is a very calm-view from Aling-Aling Waterfall.