Rabu, 02 September 2015

GUNUNG BATUR, KINTAMANI, BALI


kita akan tahu batas kemampuan kita sebagai manusia, setelah kita mengambil sebuah resiko. 
begitulah sebuah pengantar yang akan membawa para pembaca ke sebuah tulisan yang akan saya bagi disini, yang mengikutsertakan pembaca ke dalam sebuah perjalanan singkat saya menikmati indahnya ciptaan Tuhan.
Gunung Batur yang berlokasi di Kintamani, Bali ini menjadi pilihan saya dan keenam teman saya untuk petualangan kali ini. Gunung Batur salah satu gunung api yang masih aktif dengan ketinggian kira-kira 1717 meter diatas permukaan air laut. Menurut catatan sejarah, Gunung Batur telah beberapa kali metelus diantara tahun 1917, 1926, 1965, 2004. Letusan tahun 1926 yang terbesar menelan banyak korban jiwa.
berbekal pengalaman salah seorang teman yang sudah beberapa kali hiking di Gunung Batur, ditambah dengan kesiapan fisik dan mental, saya rasa sudah sangat cukup untuk saya dan keenam perempuan hebat ini untuk menaklukan Gunung Batur. saya sendiri tidak melakukan persiapan yang sangat detail, saya hanya menggunakan dan membawa perlengkapan seadanya. yang lebih saya siapkan adalah fisik dan mental saya. Beberapa tahun lalu, hiking adalah kegiatan wajib untuk saya dan komunitas saya sewaktu masih duduk dibangku sekolah. sudah sekian lama, sehingga saya kurang begitu yakin dengan fisik saya. lantaran saya sekarang sudah mudah lelah, saya rutin mengambil olahraga seperti lari paling tidak 30 menit, sedari sebulan sebelum keberangkatan saya ini. mempersiapkan fisik agar kaki mulai terbiasa.
persiapan lainnya seperti jaket tebal, baju cadangan, sepatu, sarung tangan, kaos kaki, penutup kepala, syal, dan beberapa obat-obatan ringan serta tidak lupa makanan dan minuman secukupnya.
memang, Gunung Batur tidak terlalu ekstrim untuk menjadi tujuan hiking. tapi mendaki adalah olahraga yang tidak mudah,  resikonya tinggi jika dilakukan tanpa persiapan sedikitpun. apalagi untuk pemula. 
jadi malam itu, 31 Agustus 2015, saya dan rombongan sampai di Kintamani pukul 23.00 waktu setempat. kami kemudian memutuskan untuk berkemah sebelum memulai pendakian, dengan harapan dapat beristirahat dulu. perkiraan perjalanan sampai ke puncak akan memakan waktu 2-3 jam, dan target kami adalah SUNRISE view fresh from the top of Batur Mt yang biasanya akan terlihat sekitar pukul 6-7 pagi dari puncak. setelah kami mengetahui penghitungan dan perkiraan waktu berangkat dan waktu sampai, kami mendirikan tenda kecil dan api unggun. waktu ini kami gunakan untuk beristirahat dengan baik, meskipun secara bergiliran. ini untuk menyimpan cadangan energi karena malam itu sangat dingin.


saya dan yang lain di area perkemahan. menikmati makanan dan menghangatkan diri didepan api unggun.
setelah bergiliran tidur, dan kami rasa cukup. 1 September 2015 kami bergegas untuk memulai pendakian di pukul 03.00 dini hari. tenda kami rapihkan, sampah plastik kami bersihkan, api unggun kami matikan. sebelum meninggalkan tempat berkemah, WAJIB hukumnya untuk membawa kembali dosa-dosa kalian, terutama sampah plastik dari kalian sendiri.
tidak banyak foto yang bisa saya abadikan selama perjalanan pendakian, karena saya berfokus pada jalanan yang basah dan licin akibat kabut, ditambah penerangan yang minim dari senter yang saya bawa. kendala saya yang lain adalah keadaan mata yang minus, mengharuskan saya untuk menggunakan kacamata selama perjalanan pendakian. dan itu benar-benar mengganggu, saya beberapa kali harus melepas kacamata, membersihkannya lantaran suhu yang dingin membuat kacamata berembun dan membuat pandangan kabur. 
kami saling membantu selama pendakian, perlahan namun pasti naik. jika satu orang ingin istirahat, artinya semua harus berhenti. disini yang terpenting adalah kerja tim. karena tidak mudah mengikuti banyak keinginan dalam keadaan fisik lelah. mengesampingkan ego dan memikirkan keselamatan serta tujuan sampai dipuncak bersama, kami saling menunggu. mengulurkan tangan satu sama lain, berbagi coklat, air dan sesekali menebar humor ringan untuk mencairkan suasana beku saat itu.
selama perjalanan pendakian, saya melewati beberapa track. track awal dengan tingkat kesulitan standar, jalan setapak tanah sedikit menanjak, dengan hutan disebelah kanan dan kiri. dilanjutkan track berikutnya dengan tingkat kesulitan medium, dimana jalan setapak semakin menyempit, ditambah dengan tekstur tanah yang berbatu. track terhectic yang menjadi track terakhir, adalah tanjakan berpasir dan berbatu dengan kemiringan yang sedikit curam, ditambah kabut yang semakin menebal. ada sedikit cerita lucu saat saya melewati track ini adalah, rasa putus asa lantaran kaki semakin dingin, suasana semakin gelap, kabut tebal dan curamnya jalan. perasaan putus asa karena sudah tidak sanggup lagi, hampir menyerah dan memutuskan untuk berhenti. kemudian saya membuat lelucon ringan bersama salah seorang teman, kami tertawa, menertawakan kelemahan kami, kemudian entah darimana datangnya, sebuah kekuatan ekstra setelah merasakan nikmatnya bahagia bersama seorang teman disaat tersulit sekalipun. sebuah kekuatan yang tiba-tiba saja datang setelah tertawa bersama.

05.30 am, inilah yang dibayarkan oleh Gunung Batur setelah saya berhasil sampai dipuncak dengan tertatih tatih. inilah detik detik matahari terbit dari puncak Gunung Batur yang menjadi tujuan saya hari ini. melihat bagaimana kekuatan terbesar di Galaksi Bima Sakti terbangun dari tempatnya pulas. melihat bagaimana malam tergantikan oleh pagi. melihat bintang yang memudar karena sinar matahari yang jauh lebih kuat telah menguasai hari. sebuah pemandangan yang berharga. 

Gunung Batur, 1717Mdpl, saya berdiri tepat diatas awan.





kebersamaan kami, menikmati matahari yang sedikit demi sedikit mengintip hingga terlihat seutuhnya. memandikan diri dibawah sinarnya. melihat keseluruhan Kintamani dari atas sini. sebuah perjalanan penuh kebahagiaan bersama mereka. terima kasih telah merealisasikan dan menemani keinginan saya untuk melakukan perjalanan ini bersama kalian.
Dian Laksemi, Nareswasri, Satriya Dewi, Dewi Sutrisna, dan yang terpenting adalah Ade Devika. personal Guide kami, yang begitu sabar menjadi pemandu kami. menuntun kami ke jalan yang (kadang) benar. memberikan wejangan wejangan untuk perjalanan kami dan dengan sabarnya mengajarkan banyak hal tentang mendaki kepada kami. Tenaga nya yang luar biasa cukup untuk mendapat masing-masing jempol tangan kanan kami.








sayang sekali, saya baru bisa mengabadikan perjalanan saat menuruni Gunung Batur pagi itu. baru terlihat bagaimana track kami saat terang menghampiri. BEGITU INDAH. aroma tanah basah, aroma daun yang bergesekan dengan tubuh, aroma kayu dan pohon pohon yang sangat menyejukkan. rasanya ingin berlama-lama disini.
saya menuruni track ini dengan berlari, ini mengingatkan saya pada bike downhill. ah rasanya ingin sekali menuruni track ini dengan sepeda seperti yang dulu pernah saya lakukan. 
alam memang tidak pernah habis memanjakan penikmatnya. bukan begitu?


terimakasih Gunung Batur, sampai berjumpa lagi dilain kesempatan. Terima kasih telah menjadikan hari ini hari dimana saya mengetahui bahwa kemampuan saya begitu besar jika dibarengi dengan keyakinan dan keinginan yang Tulus. terima kasih untuk keindahannya Tuhan.
saya akan selalu bersyukur untuk semua yang Tuhan suguhkan di alam. 
ingat! BAWA SAMPAHMU PULANG! keep your nature CLEAN.
 time to HIBERNATE. seeyou



Tidak ada komentar:

Posting Komentar