Selasa, 11 Agustus 2015

Want it or Need it?



tipikal laki-laki cuek dan misterius yang terkesan cool, mungkin akan mendapat poin plus dimata beberapa perempuan. seperti gue misalnya.
asumsi tentang laki-laki dengan karakter "dingin" itu mengingatkan gue pada edward cullen, tokoh vampire ganteng dan romantis. "gigit leher adek bang, gigit" kalau seandainya edward cullen itu nyata. betapa terpesonanya gue pada laki-laki macam itu. laki-laki yang nantinya dalam bayangan gue akan talk less do more dalam hubungan. itu sebabnya beberapa kali gue menjatuhkan pilihan hati gue pada seorang laki-laki yang "cuek". tapi anehnya kenapa setiap hubungan gue dengan laki-laki cuek berakhir mengenaskan?hahaha!

jadi gini, yang gue telaah setelah putus untuk ke sekian (berapa kali ya, lupa!) kalinya. gue akhirnya bisa menyimpulkan bahwa gue memang lebih tertarik pada laki-laki dengan pembawaan demikian. karena gue adalah orang yang asik dan supel, jadi saat pendekatan mungkin dengan orang bisu sekalipun akan terjalin chemistry juga pada akhirnya. analisis ini karena setiap kali gue menjalin hubungan dengan seorang laki-laki, mereka pasti punya satu kesamaan. yaitu karakter cuek.
gue suka laki-laki cuek karena mereka bisa buat gue penasaran. ada perasaan menantang ketika gue harus menebak apa yang dia pikirkan atau apa yang akan dia lakukan. perasaan tertantang untuk lebih excited memancarkan pesona pesona saat proses pendekatan. dan ada rasa kepuasan tersendiri setelah berhasil membuat hatinya luluh. no offense, im not playin on someone's character ya! ini kenyataan dari diri gue bahwa gue adalah tipe pejuang cinta. yang lebih banyak bergerak dalam sebuah hubungan daripada diam saja dan pasrah. (bukan agresif)
jadi se ganteng apapun laki-laki yang mendekati gue, tapi gue sudah lebih dulu bisa menebak perasaannya, disitu gue merasa bahwa laki-laki ini not my type. tapi jika seorang laki-laki ganteng (poin plus) ditambah cuek, gue pasti lebih memilih yang ini. karena gue menikmati proses berjuang mendapatkan hati seorang laki-laki yang cuek. gue pikir tidak ada masalah, dengan karakter gue yang mana over care ini, nantinya akan mengimbangi cueknya doi. dari sepasang, satunya cuek satunya care, menurut gue masalah kelar. itulah sebabnya gue tidak pernah berhenti menjatuhkan pilihan hati pada laki-laki semacam itu. yang aneh dari sini adalah, beberapa kali bersama laki-laki cuek pada akhirnya gue selalu putus dengan alasan yang cukup complicated.
kenapa?
menjalin hubungan dengan laki-laki cuek itu sangat menantang. gue mengharuskan diri gue ekstra pengertian, penyabar, belajar mengenali karakternya, dan menurunkan ego gue. gue jadi lebih banyak mencurahkan energi gue untuk nya, mengeluarkan umpan umpan agar doi bisa memberi feedback kepada gue. dan itu sangat menyenangkan! itu yang membuat gue semakin cinta. aneh bukan? gue suka berjuang, gue suka memberi perhatian pada laki-laki cuek. karena gue pikir laki-laki cuek itu kurang perhatian dan butuh perhatian (kenyataannya itu salah ya!). jadi gue memang tipe perempuan yang suka memanjakan laki-lakinya. disinilah kesalahan gue.
karena asumsi itulah, gue kadang lupa bahwa kodrat gue itu perempuan. perempuan itu sebagai subjek yang seharusnya menerima perhatian dan perjuangan. sekuat dan sesenang apapun gue berjuang, kodrat gue sebagai perempuan itu tidak akan bisa dilepas. bahwa gue seharusnya yang menerima apa yang gue berikan. bahwa seharusnya laki-laki yang berjuang untuk memenangkan hati gue, bukan sebaliknya. perjuangan gue untuk laki-laki cuek akan luluh juga nantinya karena kelelahan. LELAH MELAWAN KODRAT. jadi nantinya gue pasti akan menuntut perhatian, perjuangan dan pengorbanan yang gue selalu berikan untuk doi, gue akan memaksa laki-laki cuek untuk memberikan apapun sama seperti apa yang gue berikan. sedangkan kenyataannya, laki-laki cuek akan sangat sulit melakukan itu karena terbiasa dengan karakternya. kebiasaan memang bisa diubah tapi karakter itu akan sulit diubah. harusnya dengan asumsi laki-laki cuek itu keren, gue bisa menerima konsekuensi bahwa menjalin hubungan dengan kaum seperti itu akan sangat jauh dari pengharapan perempuan yang ingin dipuja dipuji dihargai diperhatikan. gue harusnya tahu betul resiko dari memilih laki-laki cuek. tapi beberapa kali pun hubungan gue berakhir karena gue hanya memilih, memperjuangkan namun belum bisa mengerti. aneh. 

sebenarnya yang gue butuhkan adalah karakter laki-laki yang mencintai selayaknya kodrat mereka sebagai laki-laki yang memberi perhatian, memberikan kasih sayang lebih dari yang perempuannya berikan. laki-laki yang nantinya akan lebih banyak berjuang untuk gue. 
itulah sebabnya kenapa berapa kali ini hubungan gue berakhir kurang baik karena, adanya ketidak mengertian gue terhadap karakter laki-laki yang gue pilih.
perempuan tetaplah perempuan. se mandiri apapun gue, gue akan lemah lunglai juga jika diberikan sebuket bunga mawar merah. meskipun gue bukan perempuan yang romantis, tapi setiap perempuan sangat ingin diperlakukan selayaknya mereka sebagai perempuan.
sekarang, gue sadar. yang mana yang gue inginkan dan yang mana yang gue butuhkan. hehehehe weirdo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar